5.1 Summary
5.1.4 Reproductive Toxicity
5.1.4.1 Utility of Data to the CERHR Evaluation
Populernya figur wanita adalah figur indah yang menarik untuk dijadikan inspirasi dalam penciptaan sebuah karya seni begitupun adanya daya tarik tersendiri
bagi penikmatnya. Pada setiap karya lukisan, lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita dipilih penulis sebagai tema. Dari 193 lirik lagu yang diciptakan Ismail Marzuki, melalui pertimbangan setiap lagu mewakili setiap keadaanya tersendiri dan didasari atas kebutuhan berkarya seni rupa maka dipilihlah 10 lirik lagu tentang wanita yang memberi inspirasi untuk diangkat dalam karya seni lukis dengan gaya pop art. Sepuluh lirik lagu yang divisualisasikan pada lukisan diantaranya Sabda Alam, Patah Cincin, Wanita, Sarinah En Jind Uit De (Sarinah Anak Desa), Ratna Juwita, Juwita Malam, Kopral Jono, Selendang Sutra, Aryati, dan Melati Di Tapal Batas. Adapun kesepuluh lirik dari lagu Ismail Marzuki yang bertemakan wanita sebagai berikut sebagai berikut :
1) Sabda Alam
Diciptakan alam pria dan wanita Dua makhluk asuhan dewata Ditakdirkan bahwa pria berkuasa Adapun wanita lemah lembut manja Wanita dijajah pria sejak dulu Dijadikan perhiasan sangkar madu Namun ada kala pria tak berdaya Tekluk lutut disudut kerling wanita
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
2) Patah Cincin
Jauh di sana, di lembah raya Dekat titian di tepian sawah
Namun kasihku tidak setia Pergi ke kota entah kemana Kata nan manis diulang-ulang Cincin diberi kupakai sayang Namun kasihku tidak setia Patah cincin putusnya asmara
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
3) Wanita
Seindah mawar, semungil hati Dikau cemerlang wanita
Semerbak wangi, sejinak merpati Dikau senandung di cita
Gerak gayamu ringan memikat hati muda teruna Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga Senyummu meruntuhkan mahkota
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
4) Sarinah En Jind Uit De (Sarinah Anak Desa), Lagu ini adalah lagu pertama yang diciptakan oleh Ismail Marzuki dengan lirik yang ditulis menggunakan bahasa Belanda.
Zij stampte haar padi tot bras
En zoong daar bij en hell aardig liedje Voor kromo die lacht in het gras Zij tooide haar konde met bloemen Geplukt uit God vrije natuur Dan lachte en bloosde Sarinah En kromo geraakte vol vuur Sarinah.. Sarinah..
Kind uit de desa bent jij voor mij Sarinah.. sarinah..
Kind uit de desa bent jij
Terjemahan dalam bahasa Indonesia : Sarinah anak desa
Ia menumbuk padinya menjadi beras Sambil menyanyikan lagu amat indah Untuk si dia yang bersantai diatas rumput Ia menghiasi kondenya dengan bunga Yang ia ambil dari alam bebas sekitar Lalu tertawalah sarinah sambil tersipu malu Da hati si dia berkobar-kobar
Sarinah.. Sarinah..
Engkau adalah anak desa bagiku Sarinah.. Sarinah..
Engkau adalah anak dari desa
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
5) Ratna Juwita
Tampak molek juwita, Oo pujaan dewata Laksana permata, berkilau cahayanya Murni wangi bagai raksamala
Dengan hiasan dewangga, menggugah darah pujangga Untuk melukisnya, dengan pucuk penanya
Oh ratna indah juwita
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
6) Juwita Malam
Engkau gemilang malam cemerlang
Bagaikan bintang timur yang sedang mengambang Tak jemu-jemu mata memandang
Aku namakan dikau juwita malam Sinar matamu menari-nari Masuk kedalam jantung kalbu Aku terpikat masuk perangkap Apadaya asmara sudah melekat Juwita malam siapa gerangan tuan Juwita malam dari bulankah tuan Kereta kita segera tiba
Diajati negara kita kan berpisah Berilah nama alamat serta Esok lusa boleh berjumpa pula
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
7) Kopral Jono
Oo kopral jono, gadis mana yang tak kenal akan dikau Oo kopral jono, gadis mana yang tak rindu akan dikau Gayamu yang perkasa, mirip banget panglima
Ramah tamahmu membikin gila hati wanita oo.. oo.. kopral jono 4X
Oo kopral jono, dikau buah tutur gadis dan remaja Oo kopral jono, dikau sensasi gadis gunung dan kota Aksimu bung very good, seperti mas robinhood Dengan jambulmu semua gadis bertekuk lutut oo.. oo.. kopral jono 4X
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
8) Selendang Sutra
Selendang sutra, tanda mata darimu Telah kuterima, mulai di saat itu Selendang sutra, mulai saat itu Turut serentak, di dalam hatiku Ketika lenganku terluka parah Selendang sutramu turut berjasa Selendang sutra, kini pembalut luka Cabik semata, tercapai tujuannya
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
9) Aryati
Aryati, dikau mawar asuhan rembulan Aryati, dikau gemilang seni pujaan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi Hanya dalam mimpi..
Aryati, dikau mawar di taman khayalku Tak mungkin tuan terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
10)Melati Di Tapal Batas
Engkau gadis muda jelita, bagai sekuntum melati Engkau sumbangkan jiwa raga, di tapal batas bekasi Engkau dinamakan Srikandi, pendekar putri sejati Engkau turut jejak pemuda, turut mengawal ading Oh Pendekar putri yang cantik
Dengarlah panggilan ibu Sawahading rindu menanti Akan sumbangkan baktimu
Duhai putri muda remaja, suntingan ading halaman Kembali kepangkuan bunda, berbakti kita diadding
(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)
Lirik lagu karya Ismail Marzuki tersebut ditulis pada kisaran tahun 1930-1940. Penulis menarik tema wanita yang terkandung dari lirik lagu tersebut pada kehidupan budaya masa kini dimana wanita pada masa kini lebih modern baik dari segi gaya hidup hingga cara bersosialisasi dari pada wanita masa lalu dan wanita masa kini yang lebih berani mengekspresikan diri seperti yang bisa disaksikan pada media sosial. Selain itu, mengolah sekaligus memadukan persamaan hal yang terkandung dalam lirik lagu ciptaan Ismail Marzuki dimasa dulu dengan penggayaan masa sekarang atau menggunakan penggayaan popular art.