OHSHIMA, “Coherent rotational/vibrational dynamics of gas-phase molecules induced by intense ultrafast laser fields,”

In document 研究領域の現状 分子研リポート2010 | 分子科学研究所 (Page 40-44)

Laju aliran saliva pengaruh terhadap kondisi periodontal pada penderita gangguan jiwa yang mengkonsumsi obat-obatan antipsikosis.

Analisis:

Hasil uji korelasi menunjukkan korelasi negatif dengan tipe korelasi yang cukup erat (-0,44). Korelasi tersebut juga signifikan secara statistik (p=0,016). Kesimpulan:

BAB 5

PEMBAHASAN

Gangguan jiwa dalam beberapa hal disebut sebagai perilaku abnormal, yang dianggap sama dengan sakit mental, sakit jiwa, selain itu terdapat istilah-istilah yang serupa, yaitu: distress, discontrol, disadvantage, disability, inflexibility, irrationally, syndromal pattern dan disturbance. Gangguan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang mengalami gangguan mental dan mengalami penyimpangan dari norma-norma perilaku, yang mencakup pikiran, perasaan dan tindakan.14 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) mengklasifikasikan gangguan jiwa menjadi: depresi, skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan kecemasan dan gangguan penggunaan zat terlarang.2,3 Kesadaran untuk menjaga kesehatan rongga mulut berperan penting dalam menentukkan kesehatan rongga mulut seorang individu, namun hal itu sulit diperoleh pada penderita gangguan jiwa.29 Bukti menunjukkan bahwa ada kontribusi psikologis untuk penyakit mulut. Oleh karena itu kesehatan mulut harus tidak lagi dipisahkan dari kesehatan mental. Kebanyakan pasien gangguan jiwa tidak dapat memahami masalah kesehatan rongga mulutnya serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan rongga mulut yang mengakibatkan kesehatan gigi dan mulut memburuk.7

Bukti yang ada menunjukkan prevalensi dan tingkat keparahan penyakit periodontal yang lebih tinggi antara penderita gangguan jiwa dibandingkan dengan populasi umum. Beberapa faktor yang saling terkait telah dipertimbangkan dalam upaya untuk menjelaskan hubungan ini. Hal ini sebelumnya dilaporkan bahwa efek samping dari obat-obatan mereka, kesehatan gigi yang buruk dan merokok menyebabkan penyakit periodontal yang parah pada penderita gangguan jiwa. Selain itu, perawatan gigi sulit untuk penderita ini karena kurangnya motivasi, kerjasama terbatas, adaptasi rendah untuk prostesis baru, kesulitan mobilitas, takut pengobatan, komunikasi yang buruk dan pertimbangan keuangan.8

Obat antipsikosis biasanya diresepkan kepada penderita gangguan jiwa untuk mengurangi gejala psikosis dan untuk menghentikan gangguan jiwa agar tidak kembali terjadi. Beberapa obat juga dapat bertindak sebagai antidepresan atau obat penenang.18 Obat ini juga dapat memberi efek saraf pada bagian atas otak yang dapat menstimulasi adrenoseptor tertentu dalam korteks frontal yang dapat menghasilkan efek penghambatan pada nuklei saliva dan juga dapat menyebabkan xerostomia tanpa mempengaruhi jalur saraf. Obat antipsikosis dapat menurunkan aliran saliva dengan menyebabkan vasokonstriksi di kelenjar ludah.28 Saliva memainkan peran yang penting dalam homeostasis oral, karena memodulasi ekosistem dalam rongga mulut. Beberapa fungsi saliva berperan sebagai pelumas untuk bolus makanan, perlindungan terhadap virus, bakteri dan jamur, kapasitas buffer, perlindungan dan regenerasi mukosa oral, dan remineralisasi gigi. 10 Sekresi saliva setiap hari biasanya berkisar

antara 1,0 dan 1,5 L pada tingkat rerata 0,5 mL / menit.24

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran saliva terhadap kondisi periodontal pada penderita gangguan jiwa yang mengkonsumsi obat-obatan antipsikosis. Subjek penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa Tuntungan, Medan yang berjumlah 29 orang penderita gangguan jiwa. Mayoritas subjek adalah pada rentang usia 31-40 tahun. Lama tinggal semua subjek penelitian di Rumah Sakit Jiwa Tuntungan adalah 2-5 tahun. Berdasarkan kebiasaan merokok, 22 orang subjek penelitian tidak mempunyai kebiasaan merokok dan hanya 7 orang subjek penelitian mempunyai kebiasaan rokok.

Pada penelitian ini, ditemukan bahwa seluruh subjek penelitian memiliki jumlah rerata laju aliran saliva yang normal yaitu 0,29 mL min-1. Walaupun demikian, jika dilihat dari rerata tersebut maka nilainya mendekati kriteria hiposalivasi. Hal ini terjadi mungkin karena teknik pengambil saliva kurang sesuai pada penderita skizofrenia yang kurang memahami dan koperatif. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 26 orang penderita gangguan jiwa mempunyai keluhan mulut yang kering. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh A Eltas dkk pada tahun 2013 pada pasien skizofrenia yang menunjukkan ada penurunan laju aliran

saliva pada penderita skizofrenia yang mengkonsumsi obat antipsikosis. Rerata laju aliran saliva pada penderita skizofrenia adalah 0.23 mL min-1.8

Pada penelitian ini, ditemukan bahwa mayoritas subjek penelitian menderita penyakit periodontal destruktif tahap mantap diikuti dengan penyakit pada tahap akhir periodontal dan penyakit periodontal destruktif tahap awal. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tidak ada subjek yang memiliki periodonsium secara klinis normal maupun gingivitis sederhana. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajithkrishnan dkk pada tahun 2012 yang telah meneliti prevalensi penyakit periodontal antara pasien rawat inap di rumah sakit jiwa di India terhadap 165 penderita gangguan jiwa menunjukkan 0,6% pasien memiliki periodontal yang sehat, 0,6% memiliki perdarahan saat probing, 12,12% memiliki kalkulus, 47,27% memiliki poket yang dangkal, 34,55% memiliki poket yang dalam dan 10.3% mengalami kehilangan perlekatan sebanyak 9-11 mm.7 Menurut penelitian Shweta pada tahun 2010 juga menyatakan bahwa semua penderita gangguan jiwa mempunyai jaringan periodontal yang parah.30

Pada kelompok umur 20-30 tahun, hanya seorang yang memiliki kondisi klinis penyakit periodontal destruktif tahap awal. Kondisi klinis penyakit periodontal destruktif tahap mantap ditemukan sebanding dengan penyakit periodontal destruktif tahap akhir pada kelompok umur 31-40 tahun. Selanjutnya, pada kelompok umur yang lebih tua yaitu kelompok umur 41-50 tahun memiliki kondisi klinis penyakit periodontal pada tahap mantap dan penyakit periodontal destruktif tahap akhir. Penyakit periodontal destruktif tahap akhir ditemukan pada seluruh subjek pada kelompok umur 51-60 tahun. Hal ini terjadi karena keparahan periodontal akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Penyakit periodontal lebih banyak dijumpai pada orang tua dari pada kelompok yang muda, walaupun keadaan ini lebih sering dikaitkan sebagai akibat kerusakan jaringan yang kumulatif selama hidup.

Secara umum subjek pada penelitian ini, laki-laki menpunyai kondisi klinis penyakit periodontal yang lebih parah dibanding dengan subjek perempuan. Kondisi klinis penyakit periodontal pada tahap akhir ditemukan paling banyak pada subjek laki-laki dibanding perempuan. Namun hal berbeda terlihat pada kondisi klinis

penyakit periodontal pada tahap mantap dimana persentase perempuan yang menderita penyakit ini lebih tinggi dibanding laki-laki. Kondisi klinis penyakit periodontal pada tahap awal tidak ditemukan pada subjek laki-laki tetapi ditemukan pada satu orang subjek perempuan. Hal ini mungkin terjadi karena subjek penelitian laki-laki mempunyai kebiasaan merokok.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh laju aliran saliva terhadap kondisi periodontal pada penderita gangguan jiwa yang mengkonsumsi obat-obatan antipsikosis yang signifikan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh A Eltas pada tahun 2013 yang menunjukkan terdapat hubungan yang jelas antara peningkatan indeks periodantal dengan tingkat laju aliran saliva (p <0,001).

Pada penelitian ini, ditemukan laju aliran saliva pengaruh terhadap kondisi periodontal pada penderita gangguan jiwa yang mengkonsumsi obat-obatan antipsikosis. Hasil uji korelasi menunjukkan korelasi negatif dengan tipe korelasi yang cukup erat. Korelasi negatif artinya korelasi antara kedua variabel tersebut bersifat berlawanan dimana pada penelitian ini, penurunan nilai laju aliran saliva akan dibarengi dengan peningkatan kondisi klinis periodontal. Korelasi tersebut juga signifikan secara statistik (p=0,016)

BAB 6

In document 研究領域の現状 分子研リポート2010 | 分子科学研究所 (Page 40-44)

Outline

Related documents