Sebagian besar waktu manusia dihabiskan di dalam ruang (indoor), seperti kantor, sekolah, dan rumah, sehingga kualitas udara dalam ruangan menjadi penting untuk kesehatan manusia dan kesejahteraan (Giulio et al. 2009).Kualitas udara dalam ruang akan mempengaruhi kesehatan bagi pengguna ruangan tersebut.
Kualitas udara dalam ruang yang buruk akan menimbulkan gejala yang disebut Sick Building Syndrome (SBS) dengan kondisi pusing, batuk, sesak napas, iritasi mata, pegal-pegal, mata kering, gejala flu, dan depresi. Keadaan itu berpotensi menurunkan produktivitas kerja (Arya dan Rajput 2011). Kategori IHC terdiri dari 1 rating prasyarat dan 8 rating biasa dengan total poin maksimal 20 poin. Hasil penilaian terhadap aspek IHC adalah sebagai berikut:
No Smoking Campaign
Kategori No Smoking Campaign merupakan kriteria prasyarat. Di dalamnya terdapat dua tolok ukur. Tolok ukur pertama memuat komitmen dari manajemen puncak untuk mendorong minimalisasi aktifitas merokok dalam gedung. Gedung Tanoto mempunyai SOP penggunaan FSC (Forest Student Center) Tanoto Forestry Information Center yang didalamnya tercantum larangan merokok di dalam gedung Tanoto (Gambar 19).
Tolok ukur kedua memuat adanya kampanye dilarang merokok yang mencakup dampak negatif dari merokok terhadap diri sendiri dan lingkungan dengan minimal pemasangan kampanye tertulis secara permanen di setiap lantai, antara lain berupa: stiker, poster, email. Gedung Tanoto telah memasang kampanye berupa stiker dilarang merokok serta surat himbauan untuk tidak merokok di dalam gedung. Dengan demikian kedua tolok ukur dalam kriteria prasyarat ini terpenuhi.
Environmental Tobacco Smoke Control
Tolok ukur pada kategori Environmental Tobacco Smoke Control adalah dilarang merokok diseluruh area gedung dan tidak menyediakan/area khusus di dalam gedung untuk merokok. Apabila menyediakan area khusus untuk merokok harus berjarak minimal 5 m dari pintu masuk, tempat masuknya udara segar dan bukaan jendela dengan tindak lanjut prosedur pemantauan, dokumentasi dan sistem tanggap terhadap larangan merokok. Manajemen puncak gedung Tanoto melarang setiap pengunjung gedung untuk merokok di seluruh area gedung disamping itu terdapat juga Selain itu terdapat juga Peraturan Rektor Institut Pertanian Bogor Nomor 13/13/KM/2015 tentang Tata Tertib Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada pasal 9 a yang berisi larangan untuk merokok dan memperdagangkan rokok dan sejenisnya di dalam lingkungan Gambar 19 SOP penggunaan gedung Tanoto tercantum larangan merokok
kampus. Area khusus untuk merokok diluar gedung belum tersedia. Dengan demikian kategori ini mendapatkan 2 poin nilai.
Physical and Chemical Pollutants
Tolok ukur pada kategori Physical and Chemical Pollutants adalah pengukuran kualitas dalam ruangan dilakukan secara random dengan titik sampel pada lobi utama, ruang kerja atau ruangan yang disewa tenant. Pengukuran dilakukan minimal 1 titik sampel per 1000 m2 atau jumlah maksimal penilaian sampel adalah 25 titik untuk satu gedung. Selain itu, hasil pengukuran kualitas udara dalam ruang memenuhi standar gas pencemar pada Tabel 21.
Tabel 21 Gas pencemar untuk tempat kerja perkantoran
No Parameter Konsentrasi Maksimal
mg/m3 ppm
1 Asam Sulfida (H2S) 1 -
2 Amonia (NH3) 17 -
3 Karbonmonoksida (CO) - 8
4 Nitrogen dioksida (NO2) 5,6 3
5 Sulfur dioksida (SO2) 5,2 2
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/menkes/SK/XI/2002/ tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri (Lampiran I, Bab 3, A.3. Gas Pencemar)
Pengukuran kualitas udara pada gedung Tanoto hanya dilakukan pada 4 parameter yaitu Asam Sulfida (H2S), Amonia (NH3), Nitrogen dioksida (NO2), dan Sulfur dioksida (SO2). Berikut adalah tabel hasil pengukuran kualitas udara di gedung Tanoto (Tabel 22).
Tabel 22 Hasil pengukuran kualitas udara di gedung Tanoto IPB
No Ruangan Parameter Konsentrasi Keterangan
Terukur Baku mutu* 1 Lantai 1 (lobby utama) H2S 0,5936 1 Sesuai NO2 0,0108 5.6 Sesuai NH3 0,0535 17 Sesuai SO2 0,0622 5.2 Sesuai 2 Lantai 3 (ruang utama) H2S 0,4621 1 Sesuai NO2 0,0041 5.6 Sesuai NH3 0,0364 17 Sesuai SO2 0,0669 5.2 Sesuai
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara pada Tabel 22 telihat bahwa pada ruangan lobby utama dan ruang utama yang mewakili lantai 1 dan lantai 3 memiliki nilai kualitas udara yang dibawah baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/menkes/SK/XI/2002/, sehingga dapat dinyatakan bahwa kualitas udara di gedung Tanoto memiliki kualitas udara yang baik, tidak tercemar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tabel 23 Hasil pengukuran tingkat kebisingan di gedung Tanoto Ruangan Tingkat bunyi terukur (dBA) Standar tingkat bunyi yang dianjurkan SNI 03- 6386-2000 (dBA) Keterangan Resepsionis lt 1 52.6 40 – 45 Tidak memenuhi Perpustakaan lt 3 55.3 45 – 50 Tidak memenuhi Biological Pollutant
Tolok ukur pada kategori Biological Pollutant adalah pembersihan filter, coil pendingin dan alat bantu VAC (Ventilation and Air Conditioning) sesuai dengan jadwal perawatan berkala untuk mencegah terbentuknya lumut dan jamur sebagai tempat berkembangnya mikroorganisme. Apabila sistem ventilasi udara berupa AC terkontaminasi oleh bakteri, jamur atau virus maka dapat menimbulkan kesehatan berupa iritasi kulit, mata dan hidung, gangguan saraf dan pernafasan, serta mual terhadap penghuni gedung (Prasasti et al 2005)
Gedung Tanoto melakukan perawatan berkala setiap 6 bulan sekali berupa permbersihan Air Conditioning (AC) yang tercantum pada jadwal rencana pemeliharaan sarana dan prasarana FRM-FAHUTAN-33-00. Dengan demikian kategori ini mendapatkan nilai 1.
Acoustic Level
Tolok ukur pada kategori Acoustic Level memuat hasil pengukuran menunjukkan tingkat bunyi di ruang kerja sesuai dengan SNI 03-6386-2000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan. Pengukuran dilakukan secara acak sebanyak lima titik sampel dari minimal setiap satu ruang per dua lantai. Pengukuran dilakukan pada saat tidak dihuni dan dalam kondisi peralatan bangunan (seperti sistem ventilasi, lift, plambing dan sistem tata cahaya) sedang beroperasi. Ruang Informasi Lantai 1 dan Ruang Perpustakaan Lantai 3. Berikut adalah hasil pengukuran tingkat kebisingan di gedung Tanoto.
Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa untuk ruangan Resepsionis di lantai 1 tingkat bunyi yang dihasilkan masih diatas baku mutu yang disarankan oleh SNI 03-6386-2000 yaitu 52.6 dBA dari baku mutu maksimal 45 dBA.Untuk ruang Perpustakaan di lantai 3 juga tidak memenuhi baku mutu maksimal yang disarankan yaitu 50 dBA, tingkat bunyi yang dihasilkan adalah 55.3 dBA
.
Building User Survey
Tolok ukur dalam kategori Building User Survey adalah mengadakan survei langsung ke lokasi terhadap kenyamanan pengguna gedung antara lain meliputi suhu udara, tingkat pencahayaan ruangan, kenyamanan suara, kebersihan gedung dan keberadaan hama pengganggu. Koresponden yang diambil sebanyak 30 persen dari total pengguna gedung tetap. Penghuni tetap gedung Tanoto adalah sebanyak 14 orang. Jumlah kuisoner yang diberikan kepada 9 orang atau 64.29 % dari jumlah pengguna tetap gedung. Hasilnya adalah sebanyak 77.78 % pengguna gedung merasa nyaman dengan lingkungan bangunan dan sisanya 22.22 %
pengguna gedung merasa tidak nyaman. Dengan demikian kategori Building User Survey mendapatkan nilai poin 2.
Hasil Penilaian Indoor Health and Comfort – IHC
Hasil penilaian aspek IHC yang dilakukan pada gedung Tanoto menunjukkan bahwa perolehan nilai yang didapat adalah 5 poin dari nilai maksimal 20 poin sehingga telah memenuhi 25% dari rating yang telah ditetapkan GREENSHIP GBCI.